Sebenernya ini entry yang udah gue ketik 23 April 2008, tapi gue baru inget buat posting sekarang. Hehehe... Harap maklum, orang tua, jadi udah mulai pikun.
So, here goes.
Hari ini gue ketemu sama temen gue yang udah gue kenal sejak SD.
Sebenernya gue sebelumnya udah ketemu sama dia beberapa bulan yang lalu, tapi waktu itu kita lebih konsen sama bisnis, jadi gue gak sempat nostalgia sama dia.
Hari ini pun kita juga ketemu buat ngomongin bisnis, tapi ini adalah pertama kalinya kita ketemu tanpa ada pihak lain. Kalau ada orang lain dan kita berdua bernostalgia kan rasanya gak enak karena pihak lain itu nggak ngerti apa yang lagi kita omongin.
Well, jadilah kita berdua bernostalgia berdua. Ngomongin hal-hal yang pernah kita lakui berdua dari sejak kita berdua pertama kenal sampai akhirnya kita berpisah setelah SMA.
Satu hal yang gue perhatikan adalah, hal-hal yang biasa gue lakukan sewaktu gue masih SD, SMP, n SMA rasanya sangat luar biasa setelah gue umur segini.
Apa yang gue lakukan di usia 17 rasanya luar biasa saat gue mengingatnya lagi setelah gue 27 tahun sekarang ini.
Setiap memori-memori lama itu kita bahas, cuman satu pikiran yang melayang-layang di kepala gue. "It was so not me!!!"
Beneran. Gue tahu kalau memori gue nggak menipu gue. Gue bener-bener melakukan hal itu, tapi entah kenapa kesadaran gue yang ada sekarang ini rasanya menolak untuk menerima kalau karakter gue mampu melakukan hal-hal yang gue lakukan waktu SD, SMP, dan SMA.
Gue nggak tahu apa orang lain juga merasa seperti itu, tapi selama gue ngobrol sama temen gue itu, gue terus berusaha menekan pikiran itu terus menerus.
Kaya orang bego aja...
Well, itu hal pertama yang ada di pikiran gue.
Hal kedua adalah... "I had it easy."
Kenapa gue bilang begitu?
Well, begini. Gue dan dia sudah berpisah selama 10 tahun, dan selama 10 tahun itu dia sudah menjalani jauh lebih banyak hal dibanding gue. Gue masih begini-begini aja. Still not married to any woman, enjoying my singlelity (if that's even a word), doing things that I want without having to worry about anyone else.
Sementara dia sudah nikah, punya anak, cerai, dan menikah lagi.
Good God...
Dua orang yang dipertemukan dan menjalin persahabatan selama 11 tahun, menjalani kehidupan yang nyaris sama selama 11 tahun itu, kemudian dipisahkan dan dipertemukan kembali setelah 10 tahun, dan ketika kehidupan 2 orang itu diperbandingkan, perbedaannya benar-benar bumi dan langit.
Hahaha... (tawa ironis)
Gue merasa kalau gue sudah menjalani banyak hal selama 10 tahun kita berpisah, tapi ternyata gue belum melakukan apa-apa dibanding dia.
Sementara dari sudut pandang dia, gue sangat sukses menahan diri dan mengendalikan nafsu dan keinginan selama masa remaja gue jadi gue bisa menjalani kehidupan dengan lebih damai.
Well, that's right. We're both right.
Kita nggak bisa melihat rencana Tuhan sebelum kita menjalaninya.
Hikmah yang gue ambil dari pertemuan kita tadi adalah "Kita boleh aja berencana untuk masa depan, tapi lebih baik berkonsentrasi dengan masa kini dan meyakinkan bahwa kesalahan masa lalu tidak terulang lagi."
Ya tho?
So, here goes.
Hari ini gue ketemu sama temen gue yang udah gue kenal sejak SD.
Sebenernya gue sebelumnya udah ketemu sama dia beberapa bulan yang lalu, tapi waktu itu kita lebih konsen sama bisnis, jadi gue gak sempat nostalgia sama dia.
Hari ini pun kita juga ketemu buat ngomongin bisnis, tapi ini adalah pertama kalinya kita ketemu tanpa ada pihak lain. Kalau ada orang lain dan kita berdua bernostalgia kan rasanya gak enak karena pihak lain itu nggak ngerti apa yang lagi kita omongin.
Well, jadilah kita berdua bernostalgia berdua. Ngomongin hal-hal yang pernah kita lakui berdua dari sejak kita berdua pertama kenal sampai akhirnya kita berpisah setelah SMA.
Satu hal yang gue perhatikan adalah, hal-hal yang biasa gue lakukan sewaktu gue masih SD, SMP, n SMA rasanya sangat luar biasa setelah gue umur segini.
Apa yang gue lakukan di usia 17 rasanya luar biasa saat gue mengingatnya lagi setelah gue 27 tahun sekarang ini.
Setiap memori-memori lama itu kita bahas, cuman satu pikiran yang melayang-layang di kepala gue. "It was so not me!!!"
Beneran. Gue tahu kalau memori gue nggak menipu gue. Gue bener-bener melakukan hal itu, tapi entah kenapa kesadaran gue yang ada sekarang ini rasanya menolak untuk menerima kalau karakter gue mampu melakukan hal-hal yang gue lakukan waktu SD, SMP, dan SMA.
Gue nggak tahu apa orang lain juga merasa seperti itu, tapi selama gue ngobrol sama temen gue itu, gue terus berusaha menekan pikiran itu terus menerus.
Kaya orang bego aja...
Well, itu hal pertama yang ada di pikiran gue.
Hal kedua adalah... "I had it easy."
Kenapa gue bilang begitu?
Well, begini. Gue dan dia sudah berpisah selama 10 tahun, dan selama 10 tahun itu dia sudah menjalani jauh lebih banyak hal dibanding gue. Gue masih begini-begini aja. Still not married to any woman, enjoying my singlelity (if that's even a word), doing things that I want without having to worry about anyone else.
Sementara dia sudah nikah, punya anak, cerai, dan menikah lagi.
Good God...
Dua orang yang dipertemukan dan menjalin persahabatan selama 11 tahun, menjalani kehidupan yang nyaris sama selama 11 tahun itu, kemudian dipisahkan dan dipertemukan kembali setelah 10 tahun, dan ketika kehidupan 2 orang itu diperbandingkan, perbedaannya benar-benar bumi dan langit.
Hahaha... (tawa ironis)
Gue merasa kalau gue sudah menjalani banyak hal selama 10 tahun kita berpisah, tapi ternyata gue belum melakukan apa-apa dibanding dia.
Sementara dari sudut pandang dia, gue sangat sukses menahan diri dan mengendalikan nafsu dan keinginan selama masa remaja gue jadi gue bisa menjalani kehidupan dengan lebih damai.
Well, that's right. We're both right.
Kita nggak bisa melihat rencana Tuhan sebelum kita menjalaninya.
Hikmah yang gue ambil dari pertemuan kita tadi adalah "Kita boleh aja berencana untuk masa depan, tapi lebih baik berkonsentrasi dengan masa kini dan meyakinkan bahwa kesalahan masa lalu tidak terulang lagi."
Ya tho?
No comments:
Post a Comment