Sunday, October 26, 2008

Istri Pertama, Kedua, dan Ketiga (-ku)


Waduh, sudah hampir seminggu lebih gue nggak nulis entry blog. Huahahaha... Pasti temen2 gue udah pada bingung kenapa kok bisa-bisanya penghuni dunia maya seperti gue bisa menghilang selama itu.

Well, tentu saja gue punya alasan. Alasan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah karena istri pertama gue menyita perhatian gue. Khikhikhi...

Jangan pada parno dulu. Gue harus menjelaskan, istri pertama gue adalah console game gue, yaitu PS2. Karena dia menuntut perhatian, jadilah internet yang merupakan istri ketiga gue terpaksa gue kacangin dulu. Hehehe...

Oh iya, buat yang penasaran, istri kedua gue adalah Paduan Suara. Hehehe...

Pasti temen-temen Padus gue pada protes, kenapa kok PS2 jadi istri pertama sedangkan Padus menjadi istri kedua. Well, sejarahnya gue memang terlebih dulu jatuh cinta pada game (mulai dari Spica, Sega, PS1, dan sekarang PS2) kalo gue ga salah inget pertama kali gue kepincut adalah waktu gue masih SMP, sedangkan gue jatuh cinta sama Padus setelah gue kuliah. Setelah gue kuliah barulah gue ketagihan sama internet. Makanya urutannya-pun menjadi seperti itu. Hihihihi...

Sedikit banyak gue harus mengakui kalau ketiga hal itu memang sudah seperti istri gue sendiri, karena gue nggak bisa hidup tanpa mereka. Wakaka... Nggak hiperbola lho. Nggak kebayang dunia tanpa ketiganya... Gue mungkin masih bernapas dan memenuhi semua kriteria HIDUP, tapi gue sama sekali tidak akan merasa 'hidup' tanpa ketiganya.

Hieh... kehilangan salah satu aja rasanya udah neraka dunia, gimana kehilangan tiga-tiganya? Bisa-bisa gue langsung masuk catatonic state, cuman bengong, ngiler, tatapan mata kosong, dan tidak pernah bergerak lagi. Hiks...

Nah, sekarang gue akan membahas kenapa istri pertama gue (si PS2 tercinta nan tersayang, manisku, lucuku, permenku, bangsaku, rakyatku, negriku, hidupku, matiku, dsb-ku) bisa menyita perhatian gue selama seminggu lebih ini.

Well, itu karena gue lagi main Suikoden 5.

Hehehe... Gambar depan box game-nya udah gue taruh di atas tuh.

Buat yang nggak pernah main RPG (role playing game) pasti bingung, apa sih yang bikin main RPG membuat orang ketagihan?

Hmm... kalo buat gue sih, alasannya gampang. Karena main RPG rasanya seperti nonton film, dan kita menjadi salah satu tokoh di film itu.

Gimana nggak? Kalo main RPG, kita kan mengendalikan tokoh utamanya, dan mengikuti ceritanya dari awal, mulai dari si tokoh masih bapuk banget (level 1, digetok musuh sekali langsung ko'it), sampe mentok level tertinggi dan melawan boss terakhir supaya bisa menamatkan game itu.

Bener-bener nggak rugi lho beli DVD game. Kalo DVD film kan paling lama juga 4-5 jam, tapi kalo DVD game, sampe 140 jam juga belum tentu kelar tuh game. Nih sekarang gue lagi main Suikoden 5 selama 40 jam, dan setengah cerita aja belum sampe. Hieh...

Apalagi game dari seri Suikoden adalah favorit gue sepanjang masa. Tokohnya segambreng (udah seperti telenovela yang tokohnya suka nambah seenak2 jidat sutradaranya), lagu-lagunya enak, dan yang paling utama adalah: CERITANYA KEREN!!!

Mau apa? Percintaan? ADA! Persahabatan? ADA! Keluarga? ADA! Perang? PASTI! Drama? ADA BANGET! Tragedi? ADA! Penghianatan? DIJAMIN! Sihir? HARUS ADA!

Bayangin semua itu diublek jadi satu, dan kita memainkan tokoh utamanya. Hieh... Harry Potter juga langsung nggak ada sisanya di kepala gue. Hehehe...

Tapi seri Suikoden, mulai dari nomor 1 sampai sekarang nomor 5 bener2 keren2 menurut gue. Semua ceritanya pasti memeras air mata. Mulai dari kematian Gremio di Suikoden 1, kematian Nanami di Suikoden 2, dan kematian Arshtat di Suikoden 5, semuanya menguras air mata. Dari semuanya, yang paling tragis dan bener-bener bikin gue nangis seperti Nobita sampe berember-ember adalah kematian Nanami di Suikoden 2.

Pas dia mati, gue cuman bisa bengong, terkesima! KOK BISA DIA DIBIKIN MATI!!! GAK RELA!!! Kakak gue (baca: tokoh utama) tuh! Dia udah ngikutin gue dari awal sampai hampir selesai game-nya, kok dibikin mati sih!

Gyaaa!!! Rasanya kalo gue beneran ada di dalem game itu, udah bukan gue benyek2 lagi tuh musuh, tapi udah gue gantung terbalik dan dipanggang perlahan-lahan jadi kambing guling!

Pas Gremio mati di Suikoden 1 juga gitu. Dia temen paling setia dari si tokoh utama dan dia matinya karena terjebak di dalam gas chamber. Kenapa dia bisa terjebak di situ? Aslinya tokoh utama dkk semuanya terjebak di dalam sebuah gedung yang perlahan2 diisi gas (yang kalo gak salah berisi sesuatu seperti flesh eating bacteria). Ruangan itu sebenarnya bisa disekat sehingga nggak seluruhny terisi gas, tapi sekat itu hanya bisa diturunkan dari arah dalam. Jadilah si Gremio mengorbankan diri supaya yang lain bisa selamat.

HIEH...!!! Dialog pas detik-detik kematian si Gremio itu bener-bener bikin gue mewek dengan suksesnya.

Gue bener-bener nggak bisa ngebayangin kalo game2 suikoden dibikin jadi film orang beneran, pasti keren. Sayangnya sejauh ini yang dijadiin film cuman Suikoden 3, dan itupun jadi anime, jadi kurang gregetnya.

Jujur aja, dari 5 seri Suikoden, Suikoden 3 adalah yang paling jelek (meskipun dia masih bagus juga sih). Setelah itu baru Suikoden 4, Suikoden 1, Suikoden 5, dan yang terbagus ceritanya adalah Suikoden 2.

Suikoden 5 menurut gue bagus ceritanya. Tentang pangeran dari negeri ke-ratu-an Falena (maksudnya penguasa negeri itu SELALU ratu). Karena dia laki-laki, jadi dia nggak akan pernah bisa menjadi penguasa negeri itu, dan dia selalu dipandang rendah oleh bangsawan negeri itu. Orang2 yang benar sayang sama dia cuman sang ratu, bapaknya (suami si ratu), adiknya (sang putri mahkota), bibinya, dan body guardnya.

Satu hari negeri itu dikudeta oleh salah satu bangsawan sehingga sang ratu dan suaminya mati (Oh... adegan matinya bener-bener bikin gue mewek). Sang putri tertangkap dan dijadikan ratu boneka oleh si bangsawan, sedangkan sang pangeran dilarikan oleh bibinya dan si body-guard.

Dengan bantuan si body guard dan sang bibi, sang pangeran melakukan perlawanan terhadap si bangsawan bangsat itu (sentimen gue sama dia! Dia bikin Arshtat (ratunya) mati), dan pelan-pelan mengumpulkan dukungan dan teman-teman dari seluruh negeri untuk melawan si bangsawan pengkudeta bangsat gundul itu.

Yah, kurang lebih seperti itulah ceritanya. Sekarang gue lagi ditengah2 usaha mengumpulkan teman-teman untuk melawan si bangsawan bangsat itu dan membebaskan si adek (sang putri).

Bener2 suikoden 5 ini tidak mengecewakan (kecuali kostum tokoh utamanya yang agak... tidak umum).

Ngomongin tentang kostum, kayanya developer game ini mengambil tema asia timur untuk latar negeri Falena. Di game ini baju2 tokoh-tokohnya ngambil tema dari Cina, Jepang, dan (sepertinya) Korea. Malahan ada yang Arab juga deh kayanya. Hmm... Dari budaya Eropa juga ada sih, tapi mereka cuman sedikit jumlahnya.

Tentang Korea, gue curiga ada diambil tema dari sana karena... ummm... inget kan baju tradisional cowok korea yang ada pita kecil yang diikat dengan simpul kupu2 di dadanya? Nah, di game ini, para Ksatria-nya juga punya pita yang diikat dengan simpul kupu2, tapi bukan di dada melainkan di punggung, dan ukurannya tidak kecil, melainkan SANGAT BESAR SEKALI!!! Saking besarnya tuh simpul pita, sampe2 tuh pita satu bisa menutupi seluruh punggungnya.

Sukur kalau cuman satu orang yang seperti itu, ini ada 6 orang men! Dan mereka cowok semua pula! Hieh... itulah yang bikin gue langsung inget sama Korea, karena dia satu-satunya kebudayaan asia dimana cowo bisa dengan tenang memakai simpul kupu-kupu tanpa dipelototin orang banyak. Hehehe...

Yah, begitulah ceritanya kenapa gue lama banget tidak menulis entry blog. Harap maklum, namanya Istri kan nggak boleh ditinggal-tinggal. Hehehe...

Doain aja game-nya cepet tamat, jadi gue bisa sering nulis lagi.

SEMANGAT!

Thursday, October 16, 2008

My Wedding

Suikoden II - Gothic Neclord - Kenji Yamamoto

Kemarin-kemarin Ibu Gajah dan Si Landak sudah membahas tentang bagaimana mereka ingin acara pemakaman mereka dilaksanakan. Gue sudah komentar-komentar di dalam blog mereka masing-masing, dan komentar gue udah cukup 'panjang', jadi gue males kalau harus nulis ulang apa yang sudah gue tulis di tempat mereka. Buat yang pengen baca-baca, silahakan ke BLOG IBU GAJAH YANG INI atau BLOG SI LANDAK YANG INI.

Oleh karena itu, sekarang gue ngomongin (bayangan gue tentang) perkawinan gue saja. Hehehe... Ibu Gajah sudah sempat membuat entry dalam blognya yang mengangkat tema mengenai her dream wedding. Di situ gue juga udah sempet komentar, cuman gue nggak ngomongin tentang my dream wedding.

Nah, sekaranglah gue akan membicarakan my wedding dream. Hahahaha...

Pertama-tama, seperti mayoritas cowok lainnya, gue lebih suka kalau acara perkawinan gue tuh yang simple-simple aja. Yah, cukup akad nikah, trus honeymoon, dan langsung kembali ke kehidupan normal. Gak usah pakai heboh-heboh, apalagi pesta-pesta. Ntar malah ribet, ya kan? Mendingan niru si landak aja, habis nikah (yang mana cuman ijab qobul doang), trus pasang pengumuman di koran dan blog bahwa gue udah menikah. Mungkin kirim SMS ke beberapa orang yang penting untuk memberitahukan berita itu.

Tapi... kalau gue melakukan itu, gue bakal dianiaya oleh banyak orang. Calon gue sendiri sih nggak keberatan mau nikah cara apa, yang penting sah agama dan pemerintah (that's why I love her!). Yang pasti keluarga bakal mencak-mencak nggak karuan, dan paling mengerikan adalah menerima kemurkaan temen-temen gue sendiri. *melirik perlahan-lahan ke arah Ibu Gajah, Ibu Paus, Anjing Langit, Nyamuk, dan Cucut*

Oleh karena itulah, akhirnya gue iseng-iseng mulai membayangkan. Kalau kira-kira gue HARUS bikin acara pernikahan yang cukup besar sehingga harus mengundang orang-orang banyak, akan seperti apakah acara itu jadinya?

WELL...!

Pertama: konsepnya pasti Jawa, secara gue orang Jawa dan calon gue juga orang Jawa (nama bokapnya aja HARYONEGORO, kurang Jawa apalagi coba?) Meskipun, kalo boleh memilih baju yang lain sih, gue udah punya desain sendiri di kepala gue. Bayangin yang cowok pakai bajunya Dumbledore dan yang cewek pakai baju McGonnagall. Hahaha... Ketahuan banget nggak sih kalau gue adalah salah satu fans Harry Potter yang berharap bahwa ada 'sesuatu' di antara Dumbledore dengan McGonnagall.

Kedua: gue maunya tuh acara adalah sekedar ekstensi dari acara Akad Nikah. Maksudnya, antara Akad Nikah dan Resepsi tidak terpisah. Begitu kelar Ijab Qobul langsung nyambung sama acara salam-salaman dan makan-makan. Jadi cukup satu kostum aja, nggak usah ganti-ganti, RIBET!

Ketiga: Gue BERSUKUR gue bukan orang Jogja. Baru ngebayangin baju penganten yang nggak pakai atasan itu aja udah bikin gue masuk angin. Wew... Sebaliknya gue agak mikir juga sih, karena beskap dan kebaya penganten Jawa Timur biasanya dibuat dari BLUDRU dengan warna gelap yang dipasangkan dengan kain jarit. Hhh... judulnya panas deh tuh. Tapi nggak apa-apa lah. Request gue cuman satu, beskap dan kebaya-nya harus berwarna BIRU GELAP. Gue nggak mau merah (sakit mata), hijau (norak), ataupun hitam (bosen). Ungu okelah, tapi tetap harus yang gelap, jangan ungu stabilo! Tapi tetep mikirin bahan bludrunya itu aja udah nggak kebayang gerahnya. Apalagi masih dilapisin satin, wew... tambah tebel deh. Tanpa satin? GATEL!

Keempat: ini yang paling penting! LAGU PROSESI MASUK SEBELUM AKAD NIKAH! Lagunya sudah gue pasang di awal blog ini, jadi silahkan saja di play sambil membaca tulisan berikut ini. Silahkan menit dan detik yang gue tuliskan dicocokkan dengan lagunya.

00:00 - 00:30 = Intro. Memberi kesempatan pada para tamu untuk membuka jalan buat penganten. Sekalian ngasih waktu pager bagus & ayu untuk berdiri di pos masing-masing.

00:30 - 01.10 = Penghulu beserta saksi-saksi memasuki ruangan.

01:10 - 01:21 = Jeda. Memberi waktu pada penghulu dan saksi untuk segera berdiri di posisi masing-masing, kalau mereka belum sampai di meja, bagian ini memberi warning pada mereka bahwa mereka harus berjalan lebih cepat! (yaolo... galak banget)

01:21 - 01.55 = Pengantin cowok (berarti gue ya? Hiks...) memasuki ruangan. Hieh... waktunya cuman 34 detik! Jalannya nggak boleh pelan-pelan tuh.

01:55 - 02:17 = Jeda. Ngasih waktu buat gue untuk berdiri di posisi yang ditentukan, sekaligus warning kalau waktu gue buat jalan sudah hampir habis.

02:17 - 04:23 = Nah sekarang the main event! Masuknya mempelai wanita dengan digandeng oleh bokapnya. Hehehe... Karena kainnya perempuan biasanya lebih ketat, jadi jalannya pasti lebih susah. Makanya gue sediakan waktu yang paling panjang.

Semuanya belum boleh duduk sampai lagu selesai, dan karena yang memimpin upacara adalah penghulu, maka begitu lagu selesai dialah yang mempersilahkan semuanya untuk duduk di tempat masing-masing.

Langsung Ijab Qobul (untuk menghindarkan para tamu dari rasa bosan, nasehat perkawinan diberikan secara privat sebelum acara berlangsung). "Saya terima nikahnya bla... bla... bla..."

Trus sudah deh, langsung dilanjutkan dengan segala acara adat, resepsi, dan makan-makan. Semuanya kembali seperti acara kawinan biasa. Hehehe...

Soal lagu yang harus dinyanyikan selama resepsi, gue juga udah ada beberapa request, yaitu:

1. Save The Last Dance - dinyanyikan oleh Landak
2. It's Hard To Say Goodbye - Dinyanyikan oleh Valen, duet dengan terserah siapa saja.
3. Claire Benediction - Dinyanyikan oleh semua anak PSUT yang hadir

Setelah 3 lagu itu, terserah deh, mau nyanyi apaan juga gue nggak complain. Mau Cucak Rowo kek, Macarena kek, SMS kek, Menghitung Hari kek, Kucing Garong kek, gue nggak keberatan. Toh ini kan pesta, semua orang yang merasa banci panggung silahkan memuaskan hasrat mereka masing-masing.

Karena temen-temen gue kebanyakan NARSIS, jadi sepertinya upaya melarikan diri dari mereka akan agak susah. Hmm... harus mempertimbangkan pemakaian kabut asap. Hehehe...

Well, nggak terlalu aneh kan? Gue cuman melakukan improvisasi di prosesi masuk-nya doang. Lebih dari itu, hampir nggak ada yang gue rubah.

Tapi dengan penyusunan seperti itu, mau nggak mau harus ada Gladi Resik ya? Biar penghulu dan saksi-saksi nggak keteteran pas di hari H-nya. Hihihihi...

Sekarang, yang gue pikirin cuman satu. Emangnya ada ya penghulu yang mau dikerjain seperti itu? Hieh... Harus berburu penghulu yang masih muda nih, biar masih mau diajak aneh-aneh. Kalo yang udah tua mah mana mau?

Yah, begitulah saudara-saudara sekalian pembahasan tentang my dream wedding. Hahaha... Lumayan lah buat ancer-ancer kalau memang sudah dekat waktunya. Sekarang mah gue mau santai-santai aja dulu. Siapa yang mau duluan, monggo... Hehehe...

Monday, October 13, 2008

Ketika Hak Berubah Menjadi Kewajiban

Your Mood Ring is Orange


Stimulating ideas

Daring

Full of desires

Mood Ring Generator

Salah satu perasaan yang paling nggak enak adalah, ketika lo harus melakukan sesuatu yang sebenarnya memang ingin lo lakukan, tapi lalu hal itu berubah menjadi sesuatu yang 'wajib' untuk lo lakukan. Perubahan status sesuatu itu dari sesuatu yang merupakan hak untuk dilakukan lalu berubah menjadi sesuatu yang wajib untuk dilakukan, membuat perasaan menjadi malas untuk melakukannya.

Yang jadi pertanyaan. Apakah kalau itu terjadi, lo akan tetap melakukan hal itu dengan senang hati?

Gue pribadi mungkin akan tetap melakukannya, tetapi melakukannya dengan senang hati? Mungkin nggak.

Ketika sesuatu berubah dari hak menjadi kewajiban, perubahan itu akan membawa konsekuensi. Yang mana artinya pada saat kita melaksanakan kewajiban itu, kita harus melaksanakannya sebaik mungkin.

Itulah yang membedakan antara hak dan kewajiban. Ketikan kita melaksanakan hak kita, kita hanya punya diri kita sendiri sebagai ukuran. Baik atau buruk, berhasil atau gagal, itu semua tergantung pada ukuran kita sendiri. Nggak perduli pendapat orang, selama kita puas, maka hal itu sudah baik. Itulah hak.

Tetapi kewajiban lain ceritanya. Kita harus melaksanakannya dengan memenuhi segala ukuran yang diharapkan oleh orang lain dari diri kita pada saat kita melaksanakannya.

Dengan perbedaan seperti itu, bagaimana mungkin perasaan yang mengikuti pada saat kita melakukan hal yang merupakan hak dan hal yang merupakan kewajiban bisa sama? Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin.

Hhh... here I go again. Talking nonsense. Sepertinya gue cuman pengen menulis sesuatu saja.

Sunday, October 12, 2008

Another One FINALLY Married


Kemarin, hari Sabtu tanggal 11 Oktober 2008, Cucut akhirnya menikah.

Huweee... huwee... huweee... HUWEEE...!!! (tangisan terharu) - Apa coba?

Yah, pokoknya begitulah. Dia telah sukses menjadi istri orang.

Gue berangkat ke gedung perkawinannya (gue selalu susah mengingat2 nama tempat, jadi gue lupa nama gedungnya. Yang gue inget cuman tuh gedungnya ada di sebelah UKI) bersama-sama dengan Astri dan Donny yang menjemput gue di rumah sekitar jam 7 pagi.

Kita sampai di gedung sekitar jam 8.15. Ternyata kita sudah terlambat untuk mengikuti acara akad nikah. Hmmm... sepertinya Cucut emang sengaja nyuruh penghulunya cepet-cepet melangsungkan Ijab Qobul karena gue pernah bilang ke dia kalo gue mau ngegangguin Ijab Qobul-nya dengan berteriak "NGGAK SAH!", sehingga Ijab Qobul terpaksa diulang. Khikhikhi...

Tapi ternyata tanpa gangguan dari gue-pun, Ijab Qobul si Cucut memang mengalami pengulangan karena suaminya lupa menyebutkan mas kawin-nya.

Hieh... Padahal gue cuman bercanda doang pas ngancem dia, tapi ternyata memang terjadi. Oh well, nggak apa-apa. Yang penting pas di pengulangannya udah langsung bener.

Gue masuk ke gedung pas mereka sudah mulai acara sungkem ke orang tua. Berarti detik itu gue melihat Cucut sang 'istri orang'. Sudah tidak ada lagi si Cucut yang biasanya. Sedih juga sih, karena gue nggak bisa ngeliat dia di detik-detik terakhirnya sebagai lajang. Hiks...

Well, setelah acara akad nikah dan sungkem2 dan juga adat2 lainnya, disusul dengan acara sawer. Hehehe... Anak kecil langsung pada kumpul2 buat rebutan duit yang disebar.

Oh iya, pas acara akad nikah sampai dengan acara sawer, Cucut pakai kebaya putih. Kebaya kuning seperti yang ada di foto di atas adalah kebaya yang dipakai di acara resepsi.

Setelah sawer, semuanya langsung siap-siap ganti baju. Semua temen-temen Cucut diminta jadi pager ayu n pager bagus (Ibu Gajah sempet salah nyebut Pager Bagus sebagai PAGAR BETIS! Hieh... PENGHINAAN!!!), jadilah mereka semua harus ganti baju karena acara resepsi sudah akan dimulai jam 11.

Nggak terburu2 sih, karena acara sawer selesai jam 9. Jadinya masih ada waktu 2 jam buat dandan. Tapi biasa, para bidadari2 itu kan perlu THE WHOLE ETERNITY cuman buat dandan. Tapi dandan-nya mereka nggak sia-sia, karena semuanya kelihatan cantik-cantik. Drooolll... Hehehe... (nyebut... nyebut... si Ibu Paus udah istri orang... wakakaka...)

Oh iya, sekarang mari kita meng-absen siapa saja yang hadir. Pertama adalah Ibu Gajah sang penanggung jawab publikasi, BuTai, Ibu Paus, Nyamuk, Sapi, Kupu-Kupu Ungu, dan Anjing Langit. Mereka semua berperan sebagai Pager Ayu.

Para cowok yang datang adalah Laler, Landak, Sotong, Donny, dan gue sang Burung Hantu. Landak dan Laler berperan sebagai Pager Bagus. Donny juga seharusnya menjadi Pager Bagus, tapi sayang beskap-nya nggak muat, jadi dia berubah peran menjadi penggembira. Gue dan Sotong berperan sebagai Among Tamu, tapi karena ternyata posisi ini tidak terlalu berfungsi, jadilah Sotong berubah peran menjadi penggembira juga, sementara gue jadi self annointed seksi dokumentasi yang sok sibuk motretin segala hal.

Sedangkan setelah acara berlangsung, teman-teman lainnya dari Paduan Suara yang hadir adalah Chiky, Doggy, Anak Monyet, Bulbul, Ria, Dukun, Sisi. Dari fakultas hukum diwakili oleh Lebah, Nyonyo (beserta calon suami), dan Desi (beserta calon suami).

Yah, lumayan rame lah. Hehehe... Sayangnya Beruang Madu nggak bisa hadir karena dia harus bantuin belanja persediaan salon mama-nya.

Makannya lumayan banyak n enak-enak (dasarnya gue, makanan juga harus dibahas). Sayangnya gue nggak bisa makan banyak, karena dari awal acara gue sibuk foto-foto melulu, jadinya pas gue mau mulai makan, segala makanan sudah pada habis. Hiks... KEMBALIKAN KAMBING GULING DAN DIMSUM GUE!!!

Tapi paling nggak gue masih bisa makan prasmanan sih, jadinya lumayan terhibur. Hehehe...

Sekali lagi, gue harus mengakui hebatnya para cewek-cewek. Mereka pakai sepatu hak tinggi dan harus tungtangtingting sepanjang acara. Gue sih nggak kebayang gimana rasanya tuh kaki mereka. Gue yang cuman pakai sepatu biasa aja udah pegel banget, apalagi mereka. Wew...

Tapi enaknya jadi perempuan juga harus gue akui. Nggak peduli penampilan mereka sehari-hari seperti apa, tapi kalau sudah dipoles pasti jadinya cakep banget. Contohnya ya si Cucut sendiri. Sehari-hari tomboy nggak jelas, tapi begitu jadi penganten langsung berubah jadi SEMOK abizzz.

Hieh... dasar cewek-cewek. Coba kalo para cowok, kita mah harus fitness kaya orang gila dulu, baru bisa dapet penampilan yang diharapkan (itupun kalau beruntung). Mereka cuman tinggal sret... sret... sumpel sana sumpel sini... langsung jadi (meskipun prosesnya butuh waktu lumayan sih, hehehe).

Oh iya, Anjing Langit pakai kebaya yang beda sendiri dibanding cewek-cewek lainnya. Yang lain pakai kebaya jawa brokat merah, sementara dia sendiri pake kebaya Bali warna merah marun. Kesannya dia jadi duta besar dari Bali di pesta kerajaan Sunda. Wakakaka...

Ada satu lagi duta besar nyasar. Si Ria, yang emang keturunan Papua sehingga kulitnya hitam, datang memakai kebaya hitam (oh God... she looks HOT in kebaya!), jadi kesannya seperti ada duta besar Papua. Wakakaka...

Sebenernya ada banyak kejadian lucu sih di acara itu, tapi yang paling gue inget adalah yang ini. Sebagai catatan, Ibu Paus adalah istri (bener-bener istri) si Sotong. Nah, pas acara resepsi sudah selesai, Ibu Paus sambil ngelipet kebayanya nanya ke Laler yang berdiri di deket gue "Sotong dimana?".

Dengan wajah polos dan nada biasa, si Laler ngejawab, "Lagi di ruang ganti, bantuin cewek-cewek ganti baju."

Ibu Paus cuman mengangguk2 sambil tetep konsen ngelipet kebayanya. Sampai kemudian jawaban si Laler perlahan-lahan mengendap di kepalanya, dan dia baru menyadari betapa ERROR-nya jawaban Laler itu. Dia langsung nengok ke arah Laler yang bales ngeliat ke arah Ibu Paus dengan cengiran lebar. Sementara gue udah sibuk ketawa.

Untung aja ternyata si Sotong lagi mojok sambil mendinginkan diri di depan AC, jadi bisa langsung kelihatan. Coba kalo nggak. Bisa-bisa ruang ganti langsung di bikin porak poranda oleh amukan Ikan Paus dari neraka. Kikikik...

Yah, setelah semua beres, gue bersama-sama dengan Astri dan Donny pamit pulang duluan, sementara yang lainnya denger-denger sih jalan-jalan dulu ke Plaza Semanggi.

Sampai rumah sudah hampir jam 4, dan gue langsung tidur dengan suksesnya. Pertama karena JAKARTA PANAS (sampai-sampai gue merasa meleleh di dalam jas gue), dan kedua karena gue emang lagi flu dan obat flu kan emang ada obat tidurnya, jadilah gue tewas sampai jam 9. Hehehe...

Begitu bangun langsung upload foto-foto acara pernikahan. Ibu Gajah sempet nelpon n kita ngobrol sekitar sejam, trus gue ngelanjutin tidur lagi deh. Hehehe...

Nah, begitulah ringkasa kejadian kemarin. Benar-benar salah satu hari yang gue harapkan untuk tidak akan pernah gue lupakan. Pertama karena ini adalah hari perkawinan Cucut, dan yang kedua karena ini adalah salah satu hari langka dimana temen-temen Paduan Suara Universitas Tarumanagara bisa berkumpul bersama.

Ahhh... Good memories...

Oh iya, buat yang pengen ngeliat hasil jepretan gue kemaren (ada 104 lembar men!), silahkan klik di sini.

Friday, October 10, 2008

Another One Is Getting Married




In a Past Life...



You Were: A Redhead Executor of Sacrifices.



Where You Lived: Germany.



How You Died: Decapitation.


Besok seorang teman gue, si Cucut, akan menikah dengan pria yang dipilihnya. Banyak hal sudah terjadi sejak gue pertama kenal sama dia sampai dengan saat dia akan menikah sekarang ini.

Beberapa di antara hal-hal itu bisa dibilang tidak menyenangkan, tapi banyak juga di antaranya yang akan digolongkan sebagai kenangan yang sangat menyenangkan.

Pertemanan atara gue dengan Cucut bisa digolongkan sebagai pertemanan yang dibentuk oleh nasib. Gue bilang begitu karena kalau dulu gue ngotot bertahan di kedokteran, atau nekat menunggu penerimaan mahasiswa baru di tahun selanjutnya demi bisa masuk psikologi, maka gue nggak akan masuk fakultas hukum, dimana gue bertemu dengan Rany.

Tapi keikhlasan gue masuk hukum juga belum memenuhi seluruh unsur yang diperlukan untuk bisa kenal dengan Cucut. Satu unsur lainnya adalah keisengan gue untuk tetep ikut ospek di fakultas hukum. Padahal gue sebagai anak lama di Universitas Tarumanagara sudah tahu kalau ospek itu nggak ada gunanya selain sekedar untuk bisa kenalan dengan teman-teman baru.

Sekali lagi, keputusan untuk ikhlas masuk hukum, dan juga ikhlas ikut ospek juga belum cukup untuk kenal dengan Cucut. Unsur yang terakhir adalah seorang temen gue yang bernama Sherli.

Waktu sedang ospek hari pertama, gue bertekat untuk nggak mementingkan gengsi dan mendorong diri gue sendiri untuk berkenalan dengan anak-anak lainnya yang juga ikut ospek. Sebenernya rada gengsi juga sih, karena anak-anak yang lain kan baru tahun itu lulus SMA, sementara gue udah ngerasain jadi mahasiswa selama 3 tahun. Jadi di atas kertas, gue adalah senior mereka. Tapi nggak ada gunanya mentingin gengsi di tengah-tengah ospek. Jadilah gue dengan cueknya kenalan sama anak-anak yang lain.

Entah kenapa gue milih untuk kenalan dengan Sherli. Padahal waktu itu ada banyak anak-anak lain di sekitar gue, tapi gue malah kenalan sama dia.

Seperti cerita yang biasa terjadi, teman selama ospek biasanya berlanjut menjadi teman kuliah. Itu juga yang terjadi antara gue dan Sherli.

Jadi, sejauh ini sudah ada 3 unsur, yaitu masuk hukum (meskipun ada pilihan lain untuk masuk fakultas lain), ikut ospek (meskipun gue nggak wajib ikut), dan berkenalan dengan Sherli (meskipun ada banyak pilihan untuk kenalan dengan orang lain). Setelah ketiganya lengkap, barulah gue bisa berkenalan dengan Cucut.

Hieh... capek nggak sih? Kesannya seperti main game aja. Kita harus ngumpulin berbagai macam unsur, barulah bisa ketemu dengan tokoh yang dituju.

Beberapa minggu setelah kuliah semester 1 di fakultas hukum (kalau nggak salah di minggu ke-2 atau ke-3), barulah gue diperkenalkan kepada Cucut oleh si Sherli.

Kesan pertama gue tentang Cucut adalah: CUNGKRING, KURUS KERING, PECICILAN, N BANYAK CERITA.

Hehehe... jahat deh gue. Tapi memang itulah kesan pertama gue tentang sang Cucut. Tapi siapa yang bakal ngira kalau ternyata dia akan menjadi temen gue selama 7 tahun terakhir ini? Hahaha...

Dan sekarang anak CUNGKRING, KURUS KERING (seperti cangcorang), PECICILAN, N BANYAK CERITA itu telah menjadi seorang wanita yang mempersiapkan perkawinannya. Besok seorang anak perempuan yang gue kenal sebagai anak yang nggak bisa diam, tomboy, n suka nekat itu akan menjadi istri orang.

Siapa tahu dalam beberapa bulan dia juga akan menjadi ibu? Hahaha... Kalau itu sampai terjadi, maka gue pasti bener-bener akan merasa sangat tua sekali.

Yah, semoga saja dia diberi kekuatan agar bisa menjalani posisinya sebagai istri. Yang gue tahu, ntah sampai kapanpun, bahkan nanti kalau kita sudah sama-sama tua, bahkan kalau dua udah punya cicit yang jumlahnya banyak-pun, di mata gue dia akan tetap menjadi temen gue yang CUNGKRING, KURUS KERING (seperti cangcorang), PECICILAN, BANYAK CERITA, TOMBOY, N SUKA NEKAT.

To Cucut: Keep tungtangtingting for ever!

Thursday, October 09, 2008

Gathering With Friends at PIM & SenCi






Kemarin (8-10-2008), gue n temen-temen PaDus UnTar mengadakan acara nongkrong bersama. Memang tidak full team sih, tapi setidaknya jadi bisa bertemu dengan teman-teman yang kemarin-kemarin itu rasanya susah sekali untuk bertemu karena mereka sibuk sekali.


Di foto di atas, mulai dari kiri adalah Landak dan Ibu Gajah, yang mana gue masih sering bisa ketemu. Tetapi tiga orang selanjutnya agak susah karena mereka sering sibuk. Mulai dari Doggy a.k.a Chico yang sedang dalam masah pemulihan setelah sempat sakit sampai kurus kering (hehehe…), Beruang Madu yang sibuk jadi ibu guru sekaligus kuliah S2, dan si Anak Babi a.k.a. Piglet a.k.a Ngik yang baru saja berhenti berkerja karena ingin berkonsentrasi kuliah S2 sekaligus memang ingin ganti pekerjaan yang lebih sesuai dengan ilmu yang dimilikinya (dia anak psikologi tapi kemarin malah kerja di hotel sebagai Cashier).

Sebenarnya masih ada satu lagi, yaitu si Domba, tapi sayangnya dia terlambat datang dan lupa difoto pula, jadinya dia tidak bisa ikut dipajang di sini.

Cerita-cerita tentang apa saja yang terjadi dalam gathering kemarin (yang mana agak-agak biadab) sudah ditulis dengan cukup lengkap oleh Ibu Gajah di dalam blognya. Silahkan saja membaca ulasannya di BLOG IBU GAJAH.

Oh iya... sebenernya ini cuman pikiran ngaco aja sih... tapi coba lihat foto yang paling atas deh. Kesannya mereka semua lagi rapat, tapi trus ada Photo Op dan mereka menyempatkan diri untuk nyengir sebentar (kecuali si Doggy yang kelihatannya lagi menikmati minumannya itu). Wakakaka...