Thursday, November 18, 2010

Le Roi Danse


Note: Okay, gue tahu seharusnya gue menulis tentang kehidupan gue di Surabaya, tapi jujur saja hampir tidak ada hal luar biasa yang patut untuk diceritakan sampai dengan saat ini. Jadi daripada blog ini menganggur, akhirnya gue memutuskan untuk menulis entry ini. Semoga saja nanti-nantinya ada hal-hal menyenangkan yang bisa gue tulis mengenai kehidupan baru gue di Surabaya.

Film ini berjudul La Roi Danse (Sang Raja Sedang Menari). Film ini adalah film berbasa Perancis buatan tahun 2000 oleh seorang sutradara Belgia bernama Gerard Corbiau.

Cerita film ini berfokus pada kehidupan dan hubungan dua orang tokoh utamanya. Tokoh yang pertama adalah seorang komposer musik Baroque bernama Jean Baptiste Lully (1632-1687),


yang dimainkan oleh Boris Terral.

Lalu penokohan yang kedua adalah Raja Louis XIV (1638-1715),

yang dimainkan oleh Benoit Magimel.


Gue nggak begitu tahu mengenai seberapa tepatnya film ini menceritakan sejarah kehidupan dan hubungan kedua tokoh itu. Biasanya gue agak terganggu dengan film-film dokumenter yang terlalu melenceng dari sejarah sebenarnya, namun untuk kali ini gue bersedia untuk menutup mata terhadap ketidaktepatan yang mungkin ada. Sebabnya adalah, musiknya amat sangat bagus sekali!

Sebelum menonton film ini gue sama sekali tidak tahu apa-apa tentang komposer yang bernama Jean Baptiste Lully, tapi begitu selesai menonton film ini, gue langsung termehek-mehek dengan komposer yang satu itu.

Perlu diperhatikan bahwa pada setting waktu yang ada di film itu, Perancis menganut selera musik yang berbeda dengan Italia. Itali cenderung kepada opera, sedangkan Perancis lebih cenderung menyukai lagu-lagu yang mengiringi tarian dan balet.

Kebetulan, raja Louis XIV suka menari. Ingat, dia bukan suka MENONTON tarian, tapi dia suka MENARI. Lully, yang kelahiran Florence (bagian dari Itali), adalah seorang komposer dengan ciri-ciri musik yang dinamis sehingga lagu-lagu buatannya memang cocok untuk menari.

Klop kan?

Karena kecocokan itulah Lully kemudian menjadi komposer favorit Louis. Lully sendiri merasa ia telah menemukan 'kanvas' yang tepat dalam diri Louis. Jadilah Lully sering membuat komposisi-komposisi lagu yang sengaja dibuat khusus untuk mengiringi tarian Louis.

Karena sering berkreasi dalam musik dan tari bersama-sama, hubungan Raja-Komposer itu menjadi dekat, bahkan Lully menjadi salah satu dari sedikit orang yang dianggap oleh Louis sebagai teman.

Dari kedekatan itu juga Lully jadi bisa memperhatikan dan menyaksikan secara langsung perkembangan Louis dari yang hanya merupakan seorang anak kecil yang diangkat menjadi raja 'boneka' oleh ibu dan menteri-menterinya, sampai Louis menjadi raja yang sebenarnya.

Itulah yang menjadi tema inti film ini, kehidupan raja Louis XIV dilihat dari mata seorang komposer istana.

Tapi untuk gue pribadi, itu tidak penting. Kalau sekedar ingin mengetahui sejarah asli kehidupan Louis dan Lully, gue bisa cari-cari website yang membahas tentang itu.

Yang membuat gue termehek-mehek berat dengan film ini adalah musiknya. Lagu-lagu yang dikedepankan dalam film ini tentu saja lagu-lagu yang dibuat oleh Lully, dan hampir semuanya benar-benar membuat gue terpesona.

Contohnya adalah "Te Deum" yang ada di video ini (lagunya dimulai di menit 2:41).



Yang ditampilkan di video itu memang bukan Te Deum yang lengkap. Itu hanya pembukaannya saja. Setelah itu seharusnya mulai masuk solo Tenor, disusul Bariton, dll sampai akhirnya paduan suara lengkap (panjang lagu itu aslinya 6 menit sendiri).

Selain lagu-lagunya, ada faktor lain yang membuat gue terpesona dengan film ini.

Kostumnya.

Walaupun ada beberapa kostum yang jujur saja terlalu tacky untuk selera gue, tapi gue harus mengakui bagian wardrobe film ini sudah berkerja dengan sangat baik.

So, untuk anda yang suka lagu-lagu baroque, atau film dokumenter (walaupun tidak benar-benar akurat), atau kostum-kostum eropa jaman abad ke-17, atau sekedar ingin melatih kemampuan bahasa Perancis, silahkan saja menonton film ini. Hehehe...

(Arrrrggghhh.... akhirnya gak tahan juga buat menulis ketidak tepatan film ini. Ada bagian dimana Louis ceritanya lagi sakit parah, dan demi mempertahankan keberlangsungan kerajaan dan dinasti, ibu Louis meminta Luois untuk menunjuk sepupu Louis sebagai pewaris tahta. Aslinya Louis punya adik laki-laki bernama Phillipe, jadi dia tidak perlu menunjuk siapa-siapa untuk menggantikan dirinya kalau dia sampai meninggal sebelum sempat punya anak. Oke lah, harus gue akui kalau adik Louis adalah seorang gay, tapi fakta itu tidak pernah menghalangi siapapun untuk naik jadi raja sebelumnya (atau di masa-masa sesudahmya). Kalau penasaran adik Louis itu seperti apa, monggo dilihat sendiri



Okay, his bow tie really made him looks oh so fabulous. Tapi sekali lagi, tidak ada alasan apapun yang bisa membuat Phillipe dilupakan begitu saja dalam sebuah film yang membahas tentang kehidupan Louis.)

Sunday, November 14, 2010

A New Start (?)






Your Summer Ride is a Beetle Convertible


Fun, funky, and a little bit euro.

You love your summers to be full of style and sun!


Ya ya ya, gue tahu kalau gue sudah berbulan-bulan tidak menulis blog, dan gue tidak punya alasan baik untuk hal itu. Really sorry about that. :-p

Jadi, sudah berapa lama nih? Terakhir menulis post di bulan Februari kemarin dan sekarang sudah bulan November. Berarti 9 bulan lamanya gue sudah tidak menulis post di blog. Ckckck... bener-bener lama ya. Kalau gue cewek pasti udah ada yang nanyain apa kira-kira gue hamil kok 9 bulan nggak ada kabarnya. Untung aja gue cowok. Hahaha...

Nah, mari kita lakukan up-date tentang diri gue sejak bulan Februari itu. Pertama, gue sudah dapat SK sebagai notaris (yay!) dan bulan April kemarin gue juga sudah diambil sumpahnya sebagai Notaris di kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Dan, ya, sejak bulan itu gue sudah pasang plang notaris di Gresik. Sayangnya plang itu baru dipasang di depan sebuah gedung pinjaman teman nyokap gue. Hiks... jadi intinya belum bisa dibilang kantor permanen lah. Oh well...

Lalu apa yang gue lakukan antara bulan April sampai sekarang ini, yang mana sudah 5 bulan lamanya? Well... nothing. :-D

Yup, gue tidak melakukan apapun, atau paling tidak gue tidak melakukan sesuatu yang benar-benar konstruktif.

Sejak bulan April itu gue konsentrasi dengan dengan proses penjualan rumah keluarga gue di Jakarta, yang mana prosesnya memakan waktu sampai bulan Agustus baru bisa selesai.

Di antara waktu-waktu itu gue hanya bisa mondar-mandir Jakarta-Gresik demi memenuhi syarat "tidak boleh meninggalkan wilayah tugas selama lebih dari 7 hari berturut-turut". Haeh... Capek men jadi setrikaan mondar-mandir begitu. Tapi, namanya juga bagian dari resiko pekerjaan, mau diapakan lagi?

Lalu setelah proses jual beli rumah selesai di bulan Agustus itu, langkah selanjutnya adalah proses pindahan permanen dari Jakarta ke Surabaya. Ini juga perjuangan panjang yang jujur saja sampai sekarang belum benar-benar selesai (contohnya, KTP gue sekarang masih KTP Jakarta).

Well, proses pindahan itu sendiri makan waktu sekitar 2 bulan dan pada tanggal 7 Oktober 2010 secara resmi gue pindah dari Jakarta ke Surabaya. Yeah! I'm finally back to Surabaya baby!

Jadi, secara de facto gue sekarang adalah warga Surabaya sampai dengan waktu yang tidak ditentukan. Hehehe... Secara de jure gue masih warga Jakarta karena KTP gue masih KTP Jakarta dan gue masih belum tahu kapan bisa sempat ke Jakarta untuk mengurus perpindahan KTP itu. (kalau mengingat sifat gue, sepertinya kalau nggak kepepet banget mungkin nggak bakal gue pindah tuh KTP, hahaha...)

Untuk kalian yang tidak familier dengan geografi Provinsi Jawa Timur mungkin bertanya-tanya kenapa kok gue malah tinggal di Surabaya padahal gue adalah notaris Kabupaten Gresik. Jawabannya sebenarnya cukup sederhana. Kabupaten Gresik terletak pas di sebelah Barat Kota Surabaya. Jadi kalau kalian sedang melihat peta Provinsi Jawa Timur, dan kalian menemukan Kota Surabaya di peta itu, silahkan geser mata kalian sedikiiitt ke kiri, dan tadaaa... di situlah letaknya Kabupaten Gresik.

Untuk kalian yang biasa di Jakarta, bayangkan letak Kabupaten Tangerang dari arah Kota Jakarta. Ya, seperti itulah letak Kabupaten Gresik terhadap Kota Surabaya. Terlebih lagi, sejarahnya bilang kalau Kabupaten Gresik itu dulunya disebut sebagai Kabupaten Surabaya. Kemudian antara Kabupaten dan Kota Surabaya itu mengalami pemekaran, dan keduanya memisahkan diri. Supaya tidak membingungkan (mungkin, gue nggak tahu pasti sebabnya apa), Kabupaten Surabaya merubah namanya menjadi Kabupaten Gresik.

Nah untuk waktu sekarang ini gue sedang berkonsentrasi mencari bangunan (gue nggak tahu bakalan ruko, atau kios, atau apaan) yang bisa gue sewa dan gue jadikan kantor permanen gue. Yah, kepengennya sih dapat tempat di pinggir jalan besar. Bangunannya sendiri tidak perlu besar atau luas, yang penting cukup untuk dipakai kerja, tapi yang lebih penting adalah letaknya harus di pinggir jalan besar. Alasannya supaya gue bisa 'nampang' di hadapan khalayak ramai di Gresik.

Alasan utamanya, gue adalah notaris baru. Itu saja sudah merupakan alasan utama kenapa gue harus nampang di pinggir jalan besar. Gue harus meyakinkan bahwa sebanyak mungkin orang harus bisa melihat plang nama gue, dan bisa melihat kantor gue. It's the only way untuk mendapatkan klien karena notaris tidak diperbolehkan mempromosikan diri dengan cara lainnya.

Alasan yang kedua adalah, gue bisa dibilang sebagai orang baru di Gresik dan bahkan di Jawa Timur secara keseluruhan. Di sini banyak notaris-notaris baru lainnya, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang Jawa Timur asli, atau lulusan Universitas Airlangga, atau sekedar sudah lama tinggal di Gresik, jadi mereka kemungkinan sudah punya kenalan-kenalan di sini yang bisa membantu mereka 'menebar nama'. Sementara gue yang besar dan sekolah di Jakarta adalah seorang newbie di sini dan baru akan memulai membangun jaringan dengan orang-orang di sini.

Yah, dengan kata lain, masih ada BANYAK hal yang harus gue lakukan di sini. Tapi untuk sementara ini, gue harus berkonsentrasi mendapatkan tempat yang bisa gue sewa untuk menjadi kantor gue.

Nah, lalu, ada satu hal lagi yang sebenarnya membuat gue akhirnya memutuskan untuk menulis post kali ini. Hal itu adalah, adik gue punya band. Yeay!

Band dia bernama Flazlite. Jujur aja, gue belum tahu banyak tentang band dia itu, tapi kemarin malam dia ngasih tahu gue tentang account band dia itu di Myspace, dan di account tersebut Flazlite memposting lagu buatan mereka sendiri, jadi buat yang anda-anda sekalian yang pengen iseng-iseng mendengarkan lagunya silahkan langsung klik di bawah ini:

FLAZLITE BAND ON MYSPACE

Judul lagu mereka adalah "Meskipun Waktu", dan sepertinya termasuk jenis lagu ballad. Gue nggak tahu memang mereka aslinya bermaksud membuat lagu itu jadi lagu ballad atau tidak, tapi yang gue tangkep setelah mendengarkan lagu itu adalah, ya, itu adalah sebuah lagu ballad.

Adek gue adalah vokalisnya (namanya Heru) jadi, iya, itu adalah suara dia. Bagus ya? (bertanya begitu sambil tersenyum sadis dan memegang pisau dengan aura mengancam)

Jadi silahkan didengarkan, dan tinggalkan komentar di account mereka. Dengar-dengar mereka masih punya lagu lainnya, dan gue pengen cepetan dengerin lagu mereka yang lain itu. Hehehe...

Terakhir, gue berencana ingin lebih aktif lagi menulis post di blog ini, terutama tentang petualangan-petualangan gue di Surabaya, Gresik, dan bahkan mungkin di wilayah-wilayah lainnya di Jawa Timur ini. Doakan saya! :-D

Saturday, February 06, 2010

Heidelberg, 4 Februari 2010


"Selamat ya, akhirnya SK kamu sudah keluar."

"Thanks."

"Besok kamu ulang tahun kan? Aku ucapin selamat dari sekarang saja ya, aku kuatirnya besok aku tidak sempat telepon."

"Terima kasih Na."

...

"Kamu sepertinya lagi banyak pikiran ya?"

"Kamu tahu?"

"Dari tadi kamu cuma jawab omonganku seadanya. Kamu cuma seperti itu kalau sedang banyak pikiran."

"Hmm..."

"Kamu sudah mulai capek lagi ya?"

"... Iya."

"Mau sampai kapan?"

"Apanya?"

"Kamu seperti ini mau sampai kapan? Dari dulu kamu selalu berusaha melakukan apa yang orang minta dari kamu, padahal kamu sendiri tahu kalau kamu capek melakukan itu semua."

"Sayangnya aku memang seperti ini."

"Aku tahu mein leibe, aku tahu. Tapi kuatir kamu tidak akan kuat kalau seperti ini terus."

"Aku juga tahu itu kok."

"Sayangnya aku juga tidak bisa meminta kamu berhenti bersikap seperti ini."

"Kenapa begitu?"

"Karena hubungan kita bisa bertahan sampai sekarang karena sifatmu yang seperti itu."

"... Iya ya?"

"Iya mein liebe, makanya aku juga berusaha menjalani apa yang kita punya sekarang ini karena kamu yang seperti itu."

"Terima kasih Na."

"Tapi..."

"Kenapa Na?"

"Aku ingin kamu bisa santai kalau kepada aku. Terkadang aku ingin kamu bersikap egois terhadap aku."

...

"Tok? Kamu denger aku kan?"

"Iya aku dengar."

"Kamu ngerti maksud aku kan?"

"Aku ngerti. Tapi sebenarnya aku juga sudah bersikap egois terhadap kamu, baik kamu sadar atau tidak."

"Aku sadar kok Tok."

"Iyakah?"

"Kamu membicarakan tentang penundaan-penundaan selama ini kan?"

"Iya."

"Aku sudah bersama kamu hampir 6 tahun Tok. Meskipun 4 tahun dari 6 tahun itu kita jalani dengan saling berjauhan, tapi aku ngerti garis besar apa yang kamu inginkan. Dan aku rela nunggu sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau sampai puas."

...

"Mein liebe, kamu denger aku kan?"

"Iya, aku denger kok."

"Kenapa kamu kedengaran ragu begitu?"

"Aku takut kalau aku tidak akan bisa puas."

"Nggak apa-apa."

"Bener?"

"Bener. Kamu sudah mau mengikuti keegoisanku selama ini. Aku rasa hanya akan adil kalau aku juga melakukan yang sama untuk kamu."

"Terima kasih Na."

"Nggak apa-apa mein liebe. Lagipula kita masih punya perjanjian kita kan?"

"Selalu. Perjanjian itu tidak akan pernah aku cabut."

" Dengan perjanjian itu, paling tidak kamu bisa fair terhadap aku."

"..."

"Selain itu, mein liebe, kita sudah punya kenangan akan malam itu kan?"

"..."

"Tok, kamu masih disana?"

"Iya, kita akan selalu punya kenangan tentang malam itu."

...

"Ya sudah, kita sudahan dulu ya mein liebe. Besok aku kerja lagi, disini sudah hampir setengah 11."

"Okay."

"Inget, jangan terlalu maksain kalau kamu sudah capek."

"Okay."

"Tschüss. Liebe dich."

*click*

"I love you too."

.........