Saturday, February 06, 2010
Heidelberg, 4 Februari 2010
"Selamat ya, akhirnya SK kamu sudah keluar."
"Thanks."
"Besok kamu ulang tahun kan? Aku ucapin selamat dari sekarang saja ya, aku kuatirnya besok aku tidak sempat telepon."
"Terima kasih Na."
...
"Kamu sepertinya lagi banyak pikiran ya?"
"Kamu tahu?"
"Dari tadi kamu cuma jawab omonganku seadanya. Kamu cuma seperti itu kalau sedang banyak pikiran."
"Hmm..."
"Kamu sudah mulai capek lagi ya?"
"... Iya."
"Mau sampai kapan?"
"Apanya?"
"Kamu seperti ini mau sampai kapan? Dari dulu kamu selalu berusaha melakukan apa yang orang minta dari kamu, padahal kamu sendiri tahu kalau kamu capek melakukan itu semua."
"Sayangnya aku memang seperti ini."
"Aku tahu mein leibe, aku tahu. Tapi kuatir kamu tidak akan kuat kalau seperti ini terus."
"Aku juga tahu itu kok."
"Sayangnya aku juga tidak bisa meminta kamu berhenti bersikap seperti ini."
"Kenapa begitu?"
"Karena hubungan kita bisa bertahan sampai sekarang karena sifatmu yang seperti itu."
"... Iya ya?"
"Iya mein liebe, makanya aku juga berusaha menjalani apa yang kita punya sekarang ini karena kamu yang seperti itu."
"Terima kasih Na."
"Tapi..."
"Kenapa Na?"
"Aku ingin kamu bisa santai kalau kepada aku. Terkadang aku ingin kamu bersikap egois terhadap aku."
...
"Tok? Kamu denger aku kan?"
"Iya aku dengar."
"Kamu ngerti maksud aku kan?"
"Aku ngerti. Tapi sebenarnya aku juga sudah bersikap egois terhadap kamu, baik kamu sadar atau tidak."
"Aku sadar kok Tok."
"Iyakah?"
"Kamu membicarakan tentang penundaan-penundaan selama ini kan?"
"Iya."
"Aku sudah bersama kamu hampir 6 tahun Tok. Meskipun 4 tahun dari 6 tahun itu kita jalani dengan saling berjauhan, tapi aku ngerti garis besar apa yang kamu inginkan. Dan aku rela nunggu sampai kamu mendapatkan apa yang kamu mau sampai puas."
...
"Mein liebe, kamu denger aku kan?"
"Iya, aku denger kok."
"Kenapa kamu kedengaran ragu begitu?"
"Aku takut kalau aku tidak akan bisa puas."
"Nggak apa-apa."
"Bener?"
"Bener. Kamu sudah mau mengikuti keegoisanku selama ini. Aku rasa hanya akan adil kalau aku juga melakukan yang sama untuk kamu."
"Terima kasih Na."
"Nggak apa-apa mein liebe. Lagipula kita masih punya perjanjian kita kan?"
"Selalu. Perjanjian itu tidak akan pernah aku cabut."
" Dengan perjanjian itu, paling tidak kamu bisa fair terhadap aku."
"..."
"Selain itu, mein liebe, kita sudah punya kenangan akan malam itu kan?"
"..."
"Tok, kamu masih disana?"
"Iya, kita akan selalu punya kenangan tentang malam itu."
...
"Ya sudah, kita sudahan dulu ya mein liebe. Besok aku kerja lagi, disini sudah hampir setengah 11."
"Okay."
"Inget, jangan terlalu maksain kalau kamu sudah capek."
"Okay."
"Tschüss. Liebe dich."
*click*
"I love you too."
.........
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
11 comments:
Two things that made me raise my eyebrow...
Pertama:
"Nggak apa-apa mein liebe. Lagipula kita masih punya perjanjian kita kan?"
"Selalu. Perjanjian itu tidak akan pernah aku cabut."
" Dengan perjanjian itu, paling tidak kamu bisa fair terhadap aku."
"..."
respon terakhir lu itu membuat gue bertanya-tanya...perjanjian apa ya?
Kedua:
"Selain itu, mein liebe, kita sudah punya kenangan akan malam itu kan?"
"..."
Again with the respon. Membuat gue kembali bertanya...kenangan apa ya?
I know...I know...I just being nosy :D
Gue juga tau..respon "..." itu bisa diartikan banyak hal, antara speechless or lu gak tau apa yang dibicarakan. Gue memilih lu speechless.
Tapi tunggu...gue mengambil asumsi, what you wrote is really happening. You labeled it with 'curhat, diari'.
So...ada apa ya? Is something wrong? Sorry banget To, gue gak bisa menduga or menebak. Cuma merasa there's something is wrong. Ato itu cuma dramatisasi gue aja...
Yup, posting ini emang actual conversation waktu tgl 4 Februari kemarin. Hehehe...
Tentang "...", well, seperti yang Edna bilang, kalo gue lagi banyak pikiran, semua perkataan orang lain yang menurut gue nggak menuntut adanya respon ya gue diemin aja.
Tentang bagian-bagian yang bikin lo nggak ngerti, well, it's a broken way of story telling, jadi ya begitulah. Tapi kalo lo inget2 semua cerita gue selama ini, pasti lo ngerti lah tentang perjanjian yang gue tulis itu. Sementara tentang "malam itu", well, itu antara gue sama dia sih, emang nggak ada yang tahu kok. Hehehe...
Gue cuman udah nggak tahu lagi harus gimana ngejalanin hidup yang makin nggak jelas juntrungnya ini. Hhh...
infonya bagus,,
dan sangat menarik..
makasih gan infonya dan salam sukses
mantap bos artikelnya dan sangat menarik
terimakasih mas buat infonya dan salam sukses
artikelnya sangat bagus, terima kasih telah membagi informasi tersebut
Mau mendapatkan pelayanan yang baik dan ramah???
Modal Kecil bisa mendapatkan hasil yg luar biasa...
Info menarik dan boleh sekali dicoba, Makasih buat infonya dan sukses selalu.
Menarik sekali, perlu saya coba ini..
kebetulan lagi cara tentang hal ini.
Yah begitulah, backlink dari google ini memang perlu untuk kita kejar dan kita dapatkan
Post a Comment