Monday, May 18, 2009

Fighting Alone


Sometimes the presence of friends in my daily life made me forgets one important thing.

We're born alone, we shall die alone, therefore we have to live life alone.

It's a grim thought. No, it's a grim reality.

We may walk this life hand in hand with our family members, with our friends, with our loved ones, but in reality we live this life alone with only our conscience as our sole friend.

This thing really showed in earnest when we're faced with a battle of our life. Our family and friends might be there with us. But the truth is, the one who fought that battle is only us as individuals.

But... sometimes... even in that darest moment in our life, we might find out one other grim reality. And that is when no one seems to understand our current position.

No matter where you look, you just can't seem to find one single open hand that tried to offer a glimmer of empathy.

At that particular moment, we will finally really truly realize that we are on our own in this battlefield called life.

Well, so be it.

I've had my share of love and warmth. Now, it's time for me to face that cold and harsh realization that I have to fight alone.

I shall plunge in to it alone, and by God's will, someday I will soar alone.

Sometimes it's unbareable, but it's fine. Loneliness can't kill me.

I have to do this, or else this darkness will engulf me. Slowly it will if I don't face this war alone.

I don't want to be angry somebody, let alone hate somebody. And I took the most logical way out. Don't give anybody the chance to make make me angry and feed this darkness with that anger.

In manus tuas, Domine, confide spiritum meum.

Friday, May 08, 2009

In Memoriam... Ibu Gajah a.k.a Queen of Piracy a.k.a MenSekJenKom a.k.a Caroline Zenia Ivana Daud



Hari ini gue n temen-temen pada kumpul di Barcode, tempat IbuTai kerja. It's a nice place. A real nice place. Sayang letaknya di Kemang, pusatnya macet Jakarta kalau pas weekend seperti hari ini.

Okay... mari kita mulai pembahasan dari awal.

Hari Rabu kemarin, tiba-tiba Ibu Gajah ngirim SMS yang isinya mengajak semua temen-temen genk (genk kita nih apa sih namanya? Kok kayanya nggak enak juga nyebutnya sebagai Genk Anak PSUT Lama) untuk kumpul-kumpul dalam rangka menyambut kembalinya si Landak dan Sapi yang baru saja ikut Kompetisi PaDus Musica Mundi di Venesia.

Btw, mereka dapat Gold level 4 untuk kategori Chamber Choire dan Gold level 2 untuk kategori Folk Song. Jadi itu tentu saja menjadi alasan tambahan untuk diadakannya acara kumpul-kumpul kali ini. Maksudnya sekalian merayakan.

So... setelah menimbang, mengingat, dan memperhatikan berbagai situasi dan kondisi, gue memutuskan untuk ikut dalam acara kumpul-kumpul hari ini. Keputusan ini benar-benar keputusan detik terakhir karena gue baru mengambil keputusan final jam setengah 6 sore, padahal acaranya mulai jam setengah 8. Hehehe...

Setelah kelar gawe, gue pulang dulu ke rumah buat sekedar setor muka n mandi, trus berangkat lagi sekitar jam setengah 7. Sampai di tujuan sekitar jam 7 lewat 1/4 (Kemang macetnya LAKNAT!)

Di perjalanan itu, gue mendapat berita mengejutkan, yaitu ternyata Ibu Gajah a.k.a Queen of Piracy a.k.a MenSekJenKom ternyata telah gugur dalam melaksanakan tugas kenegaraannya dikarenakan oleh vertigo. Dia terpaksa pulang ke rumahnya dan batal ikut acara kumpul-kumpul kali ini.

Oh... berita yang sangat menyayat hati bagi kami para sahabat-sahabat Ibu Gajah (halah... kumat deh error-nya) Kami akan selalu mengenangmu wahai sahabat. (hoeeeckh...)

Gue jadi orang pertama yang sampai di tujuan, kecuali IbuTai tentunya, karena dia kan memang kerja di situ jadi dia sudah ada di sana dari entah kapan.

Setelah ngoceh-ngoceh sama si Landak by phone karena dia nggak sampai-sampai sambil muter-muter ngeliat berbagai restoran yang ada di tempat lantai 2, akhirnya gue ketemu sama rombongan Laler, Nyamuk, Anjing Langit, dan Sapi yang baru saja sampai ketika gue sedang balik turun ke lantai 1.

Ternyata mereka mau cari makan dulu sebelum ke Barcode. Jadilah gue bersama dengan rombongan itu kembali ke lantai 2. Setelah bingung memutuskan mau makan apa, kita memutuskan untuk ke Burger King.

Waktu lagi pada pesen makanan, ternyata Landak juga sudah sampai dan dia menyusul ke Burger King. Ternyata si Landak protes makan di Burger King karena dia masih bosen makan makanan Eropa (yang mana burger adalah salah satunya), maka diapun menggeret-geret gue ke Hoka Hoka Bento.

Sebelum gue tergeret ke Hoka Hoka Bento, gue dikasih oleh-oleh sama Sapi. Oleh-olehnya kecil tapi very adorable. Hehehe...

Lihat saja sendiri.




Lucu kan, kaya gue. Huahahaha... So bulet... Khikhikhi...

Selain bulat, dia juga sangat imut (sekali lagi, seperti gue. Hoeeeckh...). Ukurannya kecil banget. Sebagai bukti betapa kecilnya dia, lihatlah foto selanjutnya ini.



Yup, yang dipegang oleh si Cucut itu adalah oleh-oleh dari Sapi. Hihihi... lucu ya? Mungkin dia cocoknya dipasang di dashboard mobil kali ya? Hmm... mendingan dikasih nama apa ya si kecil ini?

Hmm... Gue panggil dia Ben.

Thanks to Sapi, koleksi owl figure gue bertambah satu anggota lagi. Thank you Sapi. Hehehe...

Back to story.

Ternyata sesampainya gue n Landak di Hoka Hoka Bento, sang Cucut-pun juga sampai dan dia segera menyusul ke Hoka-Hoka Bento. Waktu kita lagi makan, IbuTai menelepon si Cucut dan setelah tahu kita ada di Hoka Hoka Bento, diapun menyusul ke sana.

Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, IbuTai pergi untuk menyapa rombongan Laler yang lagi makan di Burger King.

Nggak lama kemudian, gue, Landan, dan Cucut sudah selesai makan, dan kita berkumpul kembali dengan kelompok Laler yang ternyata juga sudah selesai makan dan sedang akan menjemput kita di Hoka Hoka Bento.

Setelah kumpul semua, kitapun menuju ke Barcode.

I have to say, that place is impressive.

Letaknya di atas atap gedung berlantai 3, dan nuansanya open air (untung malam ini cerah).

Kita sempat ngobrol-ngobrol di open terrace Barcode, tetapi kemudian semuanya memutuskan untuk masuk ke Lounge Barcode karena di sana ada AC-nya.

Di situ kita pesan Heineken 2 pitcher. Dari kita semua yang tidak minum hanya si Nyamuk. Anjing Langit, Sapi, dan IbuTai icip-icip sedikit, Laler dan Cucut masing-masing minum 1 gelas, sementara yang minum paling banyak adalah gue dan si Landak. Gue minum 3 gelas, sementara si Landak nggak tahu deh minum berapa gelas.

Hahaha... Jujur aja, gue jadi kangen sama bokap gue. Dulu waktu dia masih ada, gue dan dia sering minum bir berdua sambil ngobrol-ngobrol. Sebenernya kita berdua nggak begitu suka bir, tapi dia bilang tidak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru.

It really brings back so many memories...

Nah, pas kita lagi di lounge itulah baru bener-bener terasa betapa MATI GAYA-nya kita tanpa kehadiran Ibu Gajah. IbuTai yang langsung memperhatikan itu, sementara kita semua baru nyadar hal itu waktu dia mengatakannya.

Emang bener sih, tanpa si MenSekJenKom (aduh... tuh gelar kok makin ngaco sih?), kita semua jadi sering kehabisan bahan omongan. Si Anjing Langit yang biasanya rame juga jadi sering kehabisan bahan omongan (BAYANGKAN!!!). Terlalu banya silent moment di antara kita selama acara kumpul-kumpul ini. Hieh...

Makanya... diharapkan kepada Ibu Gajah a.k.a MenSekJenKom untuk menjaga kesehatannya pada saat akan ada acara seperti ini.

Parahnya lagi, karena sudah kebiasaan ada Ibu Gajah yang biasa bawa kamera, kita semua nggak ada yang bawa kamera di pertemuan ini. Jadilah untuk kepentingan penulisan blog ini, yang mana juga berfungsi sebagai laporan kepada MenSekJenKom, gue terpaksa pakai kamera HP. Hasilnya adalah foto yang ada di awal post ini. Jadi, harap maklum kalau fotonya blur dan gelap karena HP gue cuman 1MP dan tidak ada blitz-nya pula. Hehehe...

Tapi ini adalah salah satu malam paling menyenangkan yang pernah gue lalui. I'm thankful to God for it.

Kepada Ibu Gajah a.k.a MenSekJenKom: CEPETAN SEHAT YA MBAK!!! Hehehe...