Friday, October 10, 2008

Another One Is Getting Married




In a Past Life...



You Were: A Redhead Executor of Sacrifices.



Where You Lived: Germany.



How You Died: Decapitation.


Besok seorang teman gue, si Cucut, akan menikah dengan pria yang dipilihnya. Banyak hal sudah terjadi sejak gue pertama kenal sama dia sampai dengan saat dia akan menikah sekarang ini.

Beberapa di antara hal-hal itu bisa dibilang tidak menyenangkan, tapi banyak juga di antaranya yang akan digolongkan sebagai kenangan yang sangat menyenangkan.

Pertemanan atara gue dengan Cucut bisa digolongkan sebagai pertemanan yang dibentuk oleh nasib. Gue bilang begitu karena kalau dulu gue ngotot bertahan di kedokteran, atau nekat menunggu penerimaan mahasiswa baru di tahun selanjutnya demi bisa masuk psikologi, maka gue nggak akan masuk fakultas hukum, dimana gue bertemu dengan Rany.

Tapi keikhlasan gue masuk hukum juga belum memenuhi seluruh unsur yang diperlukan untuk bisa kenal dengan Cucut. Satu unsur lainnya adalah keisengan gue untuk tetep ikut ospek di fakultas hukum. Padahal gue sebagai anak lama di Universitas Tarumanagara sudah tahu kalau ospek itu nggak ada gunanya selain sekedar untuk bisa kenalan dengan teman-teman baru.

Sekali lagi, keputusan untuk ikhlas masuk hukum, dan juga ikhlas ikut ospek juga belum cukup untuk kenal dengan Cucut. Unsur yang terakhir adalah seorang temen gue yang bernama Sherli.

Waktu sedang ospek hari pertama, gue bertekat untuk nggak mementingkan gengsi dan mendorong diri gue sendiri untuk berkenalan dengan anak-anak lainnya yang juga ikut ospek. Sebenernya rada gengsi juga sih, karena anak-anak yang lain kan baru tahun itu lulus SMA, sementara gue udah ngerasain jadi mahasiswa selama 3 tahun. Jadi di atas kertas, gue adalah senior mereka. Tapi nggak ada gunanya mentingin gengsi di tengah-tengah ospek. Jadilah gue dengan cueknya kenalan sama anak-anak yang lain.

Entah kenapa gue milih untuk kenalan dengan Sherli. Padahal waktu itu ada banyak anak-anak lain di sekitar gue, tapi gue malah kenalan sama dia.

Seperti cerita yang biasa terjadi, teman selama ospek biasanya berlanjut menjadi teman kuliah. Itu juga yang terjadi antara gue dan Sherli.

Jadi, sejauh ini sudah ada 3 unsur, yaitu masuk hukum (meskipun ada pilihan lain untuk masuk fakultas lain), ikut ospek (meskipun gue nggak wajib ikut), dan berkenalan dengan Sherli (meskipun ada banyak pilihan untuk kenalan dengan orang lain). Setelah ketiganya lengkap, barulah gue bisa berkenalan dengan Cucut.

Hieh... capek nggak sih? Kesannya seperti main game aja. Kita harus ngumpulin berbagai macam unsur, barulah bisa ketemu dengan tokoh yang dituju.

Beberapa minggu setelah kuliah semester 1 di fakultas hukum (kalau nggak salah di minggu ke-2 atau ke-3), barulah gue diperkenalkan kepada Cucut oleh si Sherli.

Kesan pertama gue tentang Cucut adalah: CUNGKRING, KURUS KERING, PECICILAN, N BANYAK CERITA.

Hehehe... jahat deh gue. Tapi memang itulah kesan pertama gue tentang sang Cucut. Tapi siapa yang bakal ngira kalau ternyata dia akan menjadi temen gue selama 7 tahun terakhir ini? Hahaha...

Dan sekarang anak CUNGKRING, KURUS KERING (seperti cangcorang), PECICILAN, N BANYAK CERITA itu telah menjadi seorang wanita yang mempersiapkan perkawinannya. Besok seorang anak perempuan yang gue kenal sebagai anak yang nggak bisa diam, tomboy, n suka nekat itu akan menjadi istri orang.

Siapa tahu dalam beberapa bulan dia juga akan menjadi ibu? Hahaha... Kalau itu sampai terjadi, maka gue pasti bener-bener akan merasa sangat tua sekali.

Yah, semoga saja dia diberi kekuatan agar bisa menjalani posisinya sebagai istri. Yang gue tahu, ntah sampai kapanpun, bahkan nanti kalau kita sudah sama-sama tua, bahkan kalau dua udah punya cicit yang jumlahnya banyak-pun, di mata gue dia akan tetap menjadi temen gue yang CUNGKRING, KURUS KERING (seperti cangcorang), PECICILAN, BANYAK CERITA, TOMBOY, N SUKA NEKAT.

To Cucut: Keep tungtangtingting for ever!

No comments: