Hahhhhh... seminggu ini banyak banget kegiatan. Capek banget rasanya. Hiks...
Selain capek juga ada beberapa kegiatan lama gue yang jadi agak terbengkalai. Contohnya, sekarang gue jadi nggak tersedia buat ngobrol-ngobrol di tengah malem karena gue sering tidur cepet demi supaya paginya gue bisa bangun.
Hieh... kangen banget sama kehidupan malam (halah... kesannya sering pergi ke klub2 gitu, padahal sih cuman on-line atau nonton TV doang, wakaka...)
Tapi beneran deh, nggak tahu kenapa tapi udah hampir dua bulan ini kok sibuk melulu ya? Rasanya waktu jadi padat kegiatan, padahal gue kan kepinginnya bisa santai-santai. Hehehe...
Yah, nggak apa-apa juga sih. Malah enak juga kok bisa sibuk, daripada cuman bengong doang di rumah.
Gue cuman bingung aja, kok bisa kegiatan sekalinya muncul lansung seabrek-abrek. Untung aja dari semua itu nggak ada yang tumpang tindih.
Kerjaan di kantor notaris juga rasanya bener-bener seperti main game. Kenapa gue bilang gitu? Karena seperti ada level-levelnya gitu. Waktu baru masuk, kerjaan masih rada sedikit n gampang-gampang. Pritil-pritil gitu lah.
Begitu lewat 2 minggu, mulai deh bletok-bletoknya muncul. Kasus yang ribet-ribet entah gimana mulai berdatangan.
Eh, sekarang... udah naik level lagi. Udah nggak cuman kasusnya yang ribet, tapi cara-cara pemecahan kasusnya juga udah mulai beraneka ragam, cara, dan warna (lho?)
Tapi beneran, nggak ada rasa boring, karena tiap hari kerjaan beda-beda melulu. Beneran serasa nonton film seri, tiap seri ada cerita, problem n pemecahan sendiri-sendiri yang heboh-heboh nggak jelas gitu.
Well, enough about work. Sekarang gue pengen bahas sesuatu yang berhubungan dengan judul posting ini.
Fidelis...
Gue nggak ngomongin tentang nama lho. Emang sih ada beberapa orang yang bernama Fidelis, tapi gue nggak berencana buat ngomongin mereka di dalam posting ini.
Yang pengen gue bahas adalah arti kata itu.
Secara harfiah, arti fidelis hampir sama seperti arti "Felisitas", yaitu the faithful (orang yang percaya). Tapi disamping itu, terkadang fidelis juga bisa diartikan sebagai the trustworthy (orang yang dipercaya--untuk memegang rahasia).
Gue lumayan bersyukur karena sejauh ini gue sudah beberapa kali memegang peranan sebagai fidelis. Yaitu memegang rahasia seseorang untuk tidak akan pernah memberitahukan rahasia itu kepada orang lain lagi--selamanya.
Selain itu seorang fidelis juga diharapkan untuk tidak menghakimi orang yang memiliki rahasia itu, walau apapun juga jenis rahasia itu.
Yah, mungkin supaya gampangnya, bayangkan saja pengakuan dosa kepada pastur, tapi tidak pakai ada peniten-nya. Hehehe...
Gue nggak ngomongin kepercayaan dalam konteks profesionalisme lho ya. Kalo gue harus memegang rahasia karena pekerjaan, itu sih lain ceritanya. Karena memang ada beberapa pekerjaan dimana rahasia tidak boleh diumbar sembarangan, seperti dokter, pengacara, psikolog, n tentu saja notaris.
Kalau kepercayaan dalam konteks profesionalisme itu dilanggar, maka sanksinya jelas tidak mungkin hanya dimarahi orang, melainkan sudah bisa sampai dituntut pidana.
Tapi kepercayaan dalam konteks privat, seperti memegang rahasia teman, tidak punya sanksi yang seberat itu kalau dilanggar. Makanya kepercayaan yang diterima seorang fidelis semestinya adalah kepercayaan yang cukup kuat, karena kepercayaan itu tidak didukung oleh dasar atau sanksi yang kuat.
Yang repot adalah, menjadi seorang fidelis mempunyai efek yang cukup tidak enak...
Kalau yang memberikan kepercayaan atas sebuah rahasia adalah seorang teman dekat, biasanya hal itu tidak membawa efek yang tidak enak. Tapi... kalau orang yang baru kenal sebentar dengan gue dan dia sudah memperlakukan sebagai fidelis, biasanya ada efek samping tidak enak yang akan muncul.
Efek itu adalah, orang itu entah mengapa menjadi menjaga jarak dengan gue. Seolah-olah karena gue udah tahu rahasia milik dia, orang itu jadi takut kalau gue akan menggunakan rahasia itu untuk menyakiti/melawan dia.
Dulu gue lumayan sedih kalo ketemu kasus seperti itu. Karena itu kan artinya gue jadi kehilangan seseorang yang berpotensi menjadi teman gue.
Tapi sekarang gue bilang, "Well, it's their loss."
'lembaga' fidelis memang tidak memiliki basis yang resmi, tidak punya sanksi kalau dilanggar, dan juga tidak membawa keuntungan apapun kepada si fidelis. Tapi buat gue, menjadi seorang fidelis adalah sebuah kehormatan, n gue akan menjaga kepercayaan sebagai seorang fidelis dengan sebaik-baiknya.
Kadang, gue juga nggak enak kalau hanya menampung rahasia orang lain. Apalagi kalau rahasia itu relatif 'besar'. Karena sepercaya-percayanya orang itu ke gue, pasti kekhawatiran kalau rahasia itu akan gue gunakan atau bocorkan pasti akan muncul.
Maka dari itu, kalau baru dapat rahasia yang besar seperti itu, biasanya gue akan menyeimbangkan dengan memberitahukan rahasia tentang diri gue kepada orang itu. Kasarnya, tuh orang gue jadiin fidelis gue. Hehehe...
Apalagi kalau orang itu sudah gue anggep sebagai teman dekat, dan dia menjadikan gue sebagai fidelis rahasia yang sangat besar. Sudah pasti gue nggak mau kalau orang itu lalu merasa terancam sama gue karena gue tahu rahasia dia. Maka dari itu, rahasia mereka gue seimbangkan dengan rahasia gue sendiri. Jadinya gue kan nggak bisa seenaknya membocorkan rahasia dia, karena sekarang ada kemungkinan dia akan membalas dengan rahasia gue sendiri.
Beberapa orang yang baca posting ini pasti tersenyum sendiri, karena "YES, I'M TALKING ABOUT YOU!" wakaka...
Yah, untuk sementara ini gue menikmati saja posisi sebagai fidelis. Toh motto gue sebagai fidelis adalah, "received, filed, and forgotten". Jadi tenang saja dan bersyukurlah memiliki fidelis seperti gue yang pikun ini, karena rahasia lo orang aman untuk selamanya, karena gue pikun! Khikhikhi...
(to that particular fidelis colegue, it's nice meeting you again after all this time)
2 comments:
received, filed, and forgotten?
hmm.. kalo lupa ttg rahasia itu orang, repot dong pas dia mau curhat lagi. Harus ambil memori dari mana? Atau malah, elu bingung dia cerita apa. :D
But one thing, you are truly a great fidelis !
Kan ada kata FILED di situ. Jadi boleh aja gue lupa isi file-nya, tapi kalo diperlukan ya tinggal buka-buka file di kepala gue. (Kecuali kalo nggak sengaja kehapus semua memorinya Hehehe...)
Post a Comment